Penting Banget! Family Time bareng Remaja
Halo!
Balik lagi ama @nurulrahma (akun Twitter) alias @bundasidqi (akun Instagram) yang kerap hadir membagikan konten-konten curcol seputar dunia punya anak Remaja :)
Selamat dataaanggg buat yang baru kali pertama berkunjung di blog nurulrahma.com
Sekedar info, saya emak-emak dengan satu anak laki, berusia 16 tahun (umur anak saya, ya!)
Sooo, udah pasti ini usia yang yeaahh begitulah :) Banyak tantangan kehidupan yang harus dihadapi dan dinikmati. Bismillah, pokoke jadi ortu (dengan anak umur berapapun) tidaklah mudah. Butuh ilmu, keikhlasan, keridhoan, dan pastinya harus TAWAKKAL sedari awal, dan selalu minta petunjuk dan pertolongan dari Yang Maha Kuasa.
Iya lhooo, walopun kita udah ngerasa pede bener jadi ortu, gegara ikutan aneka parenting class dll dst gitu, TIDAK MENJAMIN kita bisa jadi ortu yang baik dan benar. Intinya, jadi ortu emang kudu banyak tirakat, ngarepin anak sholeh ya udah pasti ortu kudu jadi ORTU YANG SHOLEH. Ga bisa euyyy, masukin anak ke sekolah berbasis agama, trus ortunya lepas tangan gitu aja, hohoho... ternyata tidak semudah itu, gaesss
Apalagiiii, manakala anak kita dah bertambah usia dan menjadi Anak remaja
Mana di sini Pak Bapak Bu Ibu yang duluuu melalui masa remaja dengan super duper smooth? Wahh, sini sini, saya mau kasih jabat tangan eraattt, plus standing ovation!! Karena era remaja tuh biasanya super duper challenging, baik bagi si anak, terlebih lagi bagi orang tuanya.
Anak bertambah dewasa. Udah punya point of view yang beda banget! Opini, ide, apapun dehhh, bedaaa banget dengan jaman dia masih kicik dulu.
Relationship antara ortu dengan si anak pasti mengalami perubahan, kita pun butuh beradaptasi dan penyesuaian di sana sini.
Anak (biasanya) lebih banyak interaksi dengan teman, lalu mulai ada perasaan nggak nyaman kalau harus pergi berlama-lama dengan orang tua.
Padahaall, menurut saya nih, Penting BANGET lho untuk selalu mengalokasikan FAMILY TIME bareng remaja kita.
KENAPA?
Ya agar anak remaja tetap paham bahwa KELUARGA adalah numero uno, yang selalu ada dan sigap untuk mendengar dan memahami apapun perasaan yang bercokol di hati atau peristiwa yang terjadi dalam hidup si remaja.
Family Time ini gak usah yang heboh-heboh, ngetrip ke Eropa atau Jepang misalnya. Wkwkwkw, kan kita bukan Raffi Ahmad yhaaa
Kalau di keluarga kami, Family Time bisa berupa:
- Cobain kuliner legendaris di Surabaya, sembari ngobrol pas otw di mobil. Plus chit chat santuy pas lagi di warung/ resto tersebut
- Jalan-jalan di mall. Belanja di Hypermarket, sambil dorong trolley, lagi-lagi disambi ngobrol
- Jenguk saudara, bisa yang lagi sakit atau habis khitan, atau habis pindahan rumah
- Antar anak lomba/ ujian kenaikan sabuk martial arts, atau apalah. Jangan lupa untuk ngobrol sepanjang perjalanan.
Semacam itu. Garis besarnya adalah: Luangkan waktu untuk mendengarkan dan ngobrol bersama anak remaja.
Jadi kalau si remaja udah mau ikutan acara jalan-jalan/ makan bareng keluarga, plisss kita DENGARKAN apa cerita, opini atau curahan hati mereka
Siapkan telinga (dan HATI kita) untuk mendengarkan dengan seksama... Plis plisss, sedapat mungkin jangan bombardir anak dengan kritikan tajam. Dengarkan dulu opini mereka.
Nggak perlu pasang ekspektasi bahwa anak remaja akan selalu setuju dngn apa yang kita katakan.
Umur-umur segini tuh waktunya mereka untuk belajar beropini, berdebat dan mengetes orang lain, termasuk kita sebagai orang tuanya.
It's okay to Agree to disagree
Kita kudu respek dengan apa Point of View dan pandangan anak remaja terhadap sesuatu hal.
Sebagai orang tua, kadang kita ngerasa "Apaan daaahhh?>?>" manakala tahu selera remaja jaman now. Ini nih yang menurut saya sering bikin anak remaja menarik diri. Kemudian si remaja menarik kesimpulan kayak gini -->
Halaaghhh ngapain aku cerita ke mama papa, palingan ntar di-judge "Gosah begini, gosah begituuu. Gak usah nonton YouTuber yang onoh, ngga ada faedahnya sama sekali." Nah lho, siapa cobaaaa yang sering kayak gini, wkwkwkwk.
Komentar
Posting Komentar