Postingan

Makin Bangga Jadi Blogger Zaman Now!

Gambar
  Makin Bangga Jadi Blogger Zaman Now! Kalau nggak jadi Blogger, belum tentu aku dapat kesempatan untuk menjadi “fasilitator” rezeki bagi orang lain. Kok bisa? Begini ceritanya.   *** Di suatu siang yang biasa-biasa saja, ada notifikasi dari WA-ku. Membahas tentang ibu Sum, tukang pijat pemilik panti asuhan yang aku ulas profilnya di Kompasiana.  Artikel yang aku tulis di Kompasiana, tentang Ibu Sumirah (tukang pijat yang punya panti asuhan) “Ibu iki wes dapat umroh tah, Rul?” Nomor pengirim belum ada di database ponselku. Ini siapa ya? Trus, aku lihat profile picture-nya…. Ya ampuuun… ini kan Kemchi! *bukan nama sebenernya*.   Kemchi temenku kuliah di ITS dulu! “Ini Kemchi ya?” “Sopo maneeeeh. Temenmu TC (siapa lagi? Temanmu di Teknik Computer)”      “Ampun dijeeee… Where have you been? Kagak ada kabar, mak bedunduk nanyain emak-emak pijet. Kenapa? Mau pijit juga? :P” “HEH!!” “Ini kamu dapat link artikelku dari siapa? Jadi, gini lho Kem. Aku kan sekarang jadi blogger

Hey, Gimana Ya Cara Memilih Klub Kebugaran yang Tepat?

Gambar
  Sudah menjelang akhir tahun, selain merancang liburan yang asyik, kita biasanya sibuk menyusun Resolusi. Di awal tahun, resolusi yang kerap muncul adalah: Rajin berolahraga agar tubuh fit dan sehat. Berat badan turun dan menjadi langsing adalah bonusnya. Nah, kita bisa mulai menyeleksi gym atau fitness yang paling cocok untuk kita Pilihan gym yang tepat akan membantu kita mencapai tujuan kebugaran yang Anda inginkan. Apa saja yang perlu diperhatikan?   TIPE LATIHAN Tanyakan pada diri sendiri, tipe latihan seperti apa yang Anda sukai, dan tujuan kebugaran apa yang ingin Anda capai? Anda suka yoga? Atau lebih cocok berlatih kardio di atas  treadmill ? Atau, Anda merasa dengan berlatih di kelas aerobik, motivasi untuk bugar jadi lebih tergugah? Apa tujuan kebugaran Anda? Ketahanan kardio? Membangun otot, meningkatkan kelenturan? Dengan mengetahui aktivitas latihan yang Anda sukai, kemungkinan besar keanggotaan Anda di klub kebugaran tersebut lebih bermanfaat optimal. Bila Anda mengangga

ASUS Luncurkan Laptop AI

Gambar
  Bicara soal AI, saya jadi ingat adegan Han Ji Pyeong di drakor Start Up, yang curhat dengan mesin AI-nya. AI alias Artificial Intelligence, belakangan ini santer dibahas di forum apapun, ya. Termasuk waktu ada parents’ meeting di sekolah anakku, yang menghadirkan pembicara ustadz Syafiq Reza Basalamah. Temanya tentang bagaimana mendidik (so-called) Strawberry Generation. Ndilalah, saat sesi tanya jawab, ada salah satu wali murid yang mengajukan pertanyaan, ”Bagaimana cara menghadapi beragam tantangan masa depan anak kami? Apalagi sekarang lagi gencar-gencarnya tentang Artificial Intelligence. Saya membayangkan masa depan anak-anak akan jauh lebih berat dan menantang ya Ustadz.” Amazing, tanya tentang AI ke Ustadz, booo.   Waktu itu, ustadz jawabnya normatif aja sih. Intinya nggak perlu khawatir, yang penting tetap bekali anak kita dengan iman yang kuat. Soal teknologi jangan dianggap sebagai ancaman. Yap, aku pribadi setuju dengan kalimat tersebut. JANGAN anggap AI dan aneka te

Ngopi

Gambar
  Mungkin yang aku butuhkan cuma secangkir kopi.  Biar nggak bludrek... dan bisa semangat nulis blog lagi :)

Realita Psikologi

Gambar
Realita Psikologi   "Efek Spotlight" . Kita sering merasa semua orang memperhatikan kita, padahal sebenarnya tidak. Misalnya, saat kita pakai baju baru atau potong rambut, rasanya semua mata tertuju pada kita. Padahal kebanyakan orang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri untuk memperhatikan. Ini menunjukkan bahwa kita cenderung melebih-lebihkan seberapa banyak orang lain memperhatikan kita. "Bias Dunning-Kruger" . Orang yang tidak kompeten dalam suatu bidang justru cenderung overestimasi kemampuan mereka. Sebaliknya, ahli di bidangnya malah sering meremehkan keahlian mereka sendiri. Ini menjelaskan kenapa kadang orang yang paling vokal soal suatu isu justru yang paling sedikit pengetahuannya "Efek Ikea" . Kita cenderung lebih menghargai sesuatu yang kita buat atau rakit sendiri, meskipun hasilnya mungkin tidak sebaik buatan profesional. Ini bisa menjelaskan kenapa kita lebih suka masakan sendiri dibanding masakan restoran yang mungkin lebih enak. "F

Mager Pasca Ngetrip

Gambar
 Paling bener emang ngeblog tuh dilakoni di sela-sela ngetrip.  "Emosi"-nya masih dapat banget.  Kalau baru ngeblog setelah nyampe Surabaya, plassss..... excitement berganti rasa lelah ra uwis-uwis.  At least, itu yang saya rasakan. Bareng keluarga, saya ngetrip ke Bandung - Jakarta - TangSel - Bekasi mulai 2 sampai 13 July.  Lamaaaa, yha? :) Dan, si emak ambis ambis ini mengajak seluruh elemen family untuk main ke banyak destinasi.  Mulai dari Desa Suntenjaya dan Masjid al-Jabbar yang jauuhhh biangeett ya neik.  Gak lupa wisata kulineran.  Anak-anak juga enjoy banget main GoKart, Ice Skating, Billiard, khas teenager gitu lah.  Udah wacana bakal ditulis satu per satu, tapiii eikeh lupa euyy, "excitment" dan "seru"-nya di sebelah mana :)  Ini udah hari Sabtu.... artinya udah sepekan aku balik Surabaya, lah kok blasssss ngga muncul greget buat nulis :( Yang ada ngantuukkk mulu. Kenaposeee? Apakah gula darah saya naik lagi, akibat makaaaaannnn mulu pas di BDG

The Art of Listening

Gambar
  Orang pandai bicara tuh dah banyaaakk banget. Tapi orang yang piawai mendengarkan dengan baik dan seksama, jumlahnya mungkin tidak seberapa. Karena yang sering muncul adalah ego: Pendapatku penting. Opiniku adalah segalanya. Aku nggak perlu dengar dan nggak mau tahu tentang opini kamu kok. “One of the keys to emotional intelligence is to be a generous listener.” Ini yang didengungkan oleh Lewis Howes, podcaster sekaligus penulis buku laris. Iya banget! Kalau kita mau punya sisi kecerdasan emosional mumpuni, sudah barang tentu, kita kudu mendengarkan dengan baik. (pakai kuping dan pakai hati) Lebih lanjut, Lewis Howes menambahkan, ”70% of communication is not the words you say – this is why texts and emails do not send the whole message. What selfish listening is – when you only listen to the part of a story you like.” Wow, iya juga yaaa. Maka dari itu, yuk lah sama-sama kita belajar art of listening. Ada 10 Tools for Listening yang di-share Lewis untuk kita 1. Be open Sel