Kreativitas yang (seolah) Tiada Batas
Padang Arofah, Musim Haji 2010. Masih teringat jelas, doa yang saya lantunkan saat wukuf di sana. Doa yang barangkali cukup “absurd” : “ Ya Allah, terima kasih sudah mengundang saya ke Arab Saudi. Setelah ini, saya ingin Engkau tapakkan kaki saya ke Belanda. Dengan cara-Mu yang indah, wahai Sang Maha Sutradara …” *** Sudah lima tahun silam saya berhaji. Kini, sepenggal doa itu terasa siap menjadi nyata. Di mata saya, Belanda adalah sebuah paradoks. Ketika kecil, guru SD menjejalkan doktrin bahwa Belanda adalah musuh kita bersama. Penjajah negeri selama 350 tahun. Seolah tak ada ruang kosong di sistem limbik otak yang diizinkan untuk menyimpan khasanah menyenangkan soal Belanda. Untunglah, itu tak berlangsung lama. Salah satu om saya berkuliah S-2 di sana. Beliau kerap mengirimkan katu pos bergambar kebun tulip yang merekah. Seolah menggelitik saya untuk cari tahu lebih banyak tentang Belanda. ” Ah, inikah negeri yang diceritakan bu guruku itu ?” Paradokspun ...