Tentang Resign
Seorang sahabat (sebut saja mbak M) bakal resign dari kantor. Sebenarnya,jauh di lubuk hati, mbak M ini enggakpengin resign. Doi masih betah berkutat dengan segala macam printilan kerjaan. Tapi,karena ada bayi cantik bin imut yang (menurut ibu mertuanya) butuh sentuhan seorang ibunda setiap saat, apa boleh buat, mbak M harus mengalah. Job vs motherhood.Aktualisasi vs menjadi ibu yang stand by 24 jam. Getir memang. Tapi, karena sahabat saya ini tipikal menantu yang baiiiiik banget, ya sudah, dia memutuskan untuk ciao sama kerjaan kantor. Sahabat saya yang lain juga mau resign. Sebut saja Mas G. Kalo yang ini, saya belum denger dari orangnya langsung. Tapi, santer berita beredar, sahabat saya ini mau pindah ke sebuah perusahaan besar, (sebut saja kantor X) yang sering dapat award level internasional, dan nuansa kerjanya Amrik banget lah. Saya tahu persis, karena dulu, saya pernah mengais rupiah di sana. Bahkan, ketika saya udah berkutat di duniasosial & dakwa...