Tentang Privilege

 

Apa sih istimewanya orang yang punya privilege?

Di mata manusia (pada umumnya) memang orang-orang ber-privilege itu punya keistimewaan, kemuliaan duniawi. Tapi, bukankah semua kebaikan dalam hidup ini datangnya dari Allah ta’ala?

Kita (yang barangkali masuk barisan un-privileged) maupun kaum privileged itu, sama-sama MANUSIA kok.

Sama-sama makan nasi

Sama-sama bernafas

Sama-sama “numpang minum” di dunia yang fana ini.



Jadi? Gosah minder, gak perlu insecure, overthinking, yada yadda blablabla.

Bicara soal konteks pekerjaan freelancer, misalnya. Pada dasarnya, kalau kita yakin dan mantab dengan apa kolaborasi/ Kerjasama yang akan kita ajukan, ya hayuk gasss.

Ga usah “feel intimidated” dengan para klien/agency. Yap, mereka (kind of) privileged, memang mewakili brand. Tapiii, hey hey, mereka juga MANUSIA BIASA sama plek ketiplek dengan kita! Hanya saja, SAAT INI mereka sedang dapat kesempatan dimuliakan oleh Allah, untuk menjadi representasi brand tertentu.

Konsep “Rizq minAllah” ini yang kudu selalu terpancang dalam benak kita semua. Meminta apapun/ ngemis-ngemis rezeki itu ke Allah, BUKAN ke klien! Setiap subuh, kita baca doa al-ma’tsurat pagi, yang mana salah satu terjemah doanya adalah, “Ya Allah, berikanlah aku ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal sholeh yang Engkau terima.”

Ingat ya, kita minta rezeki ke Allah. Bukan ke klien!

Klien adalah fasilitator belaka. Jangan sampai kita menghamba ke klien, ya. Perlakukan diri kita sebagai MITRA. Kudu bisa diskusi/ brainstorming secara setara.. Kalau klien minta ini itu tapi value-nya tidak worth it dengan apa yang bakal kita dapatkan? Be assertive! Say NO!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Sosial

Berdaya dan Berkarya Bareng Komunitas IIDN

Bersyukur